Jumat, 29 Januari 2016

"Holiday" Recount Text


             MY HOLIDAY

                During the holidays, I am happy to share my free time with family and friends, old 2 weeks I was able to spend some time and I have to use the best, the first week of my vacation, my family and I vacationed in Kuningan.
                I begin vacation visit water rides in Sangkanhurip. There we really enjoy the game, ranging from rising slide and many other individual. In the evening I returned to work by visiting the town square plaza Kuningan. Brass city with enjoying the atmosphere at night.
                After a few days in my hometown had to return to Jakarta. In Jakarta we spent the rest of the vacation on New Years Eve. That night the usually quiet suddenly became crowded with the sound of fireworks. My family and also set off fireworks and held a meal together.

                After enjoying a 2 week holiday, I have to re-execute the routine as a student to prepare semester 2. I am very happy during the holidays can use my time with the best, thank you very much for my family and friends who have accompanied me during the holidays.


By  Fiqi

Kamis, 14 Januari 2016

Teori - teori masuknya islam ke Indonesia / Kep. Nusantara

Sejarah Islam di Indonesia.
Agama islam pertama masuk ke Indonesia melalui proses perdagangan, pendidikan, dll. Tokoh penyebar islam adalah walisongo antara lain; Sunan Ampel, Sunan Bonang, Sunan Muria, Sunan Gunung Jati, Sunan Kalijaga, Sunan Giri, Sunan Kudus, Sunan Drajat, Sunan Gresik (Maulana Malik Ibrahim)
Pada tahun 30 Hijri atau 651 Masehi, hanya berselang sekitar 20 tahun dari wafatnya Rasulullah SAW, Khalifah Utsman ibn Affan RA mengirim delegasi ke Cina untuk memperkenalkan Daulah Islam yang belum lama berdiri. Dalam perjalanan yang memakan waktu empat tahun ini, para utusan Utsman ternyata sempat singgah di Kepulauan Nusantara. Beberapa tahun kemudian, tepatnya tahun 674 M, Dinasti Umayyah telah mendirikan pangkalan dagang di pantai barat Sumatera. Inilah perkenalan pertama penduduk Indonesia dengan Islam. Sejak itu para pelaut dan pedagang Muslim terus berdatangan, abad demi abad. Mereka membeli hasil bumi dari negeri nan hijau ini sambil berdakwah.
Lambat laun penduduk pribumi mulai memeluk Islam meskipun belum secara besar-besaran. Aceh, daerah paling barat dari Kepulauan Nusantara, adalah yang pertama sekali menerima agama Islam. Bahkan di Acehlah kerajaan Islam pertama di Indonesia berdiri, yakni Pasai. Berita dari Marcopolo menyebutkan bahwa pada saat persinggahannya di Pasai tahun 692 H / 1292 M, telah banyak orang Arab yang menyebarkan Islam. Begitu pula berita dari Ibnu Battuthah, pengembara Muslim dari Maghribi., yang ketika singgah di Aceh tahun 746 H / 1345 M menuliskan bahwa di Aceh telah tersebar mazhab Syafi’i.
Adapun peninggalan tertua dari kaum Muslimin yang ditemukan di Indonesia terdapat di Gresik, Jawa Timur. Berupa komplek makam Islam, yang salah satu diantaranya adalah makam seorang Muslimah bernama Fathimah binti Maimun. Pada makamnya tertulis angka tahun 475 H / 1082 M, yaitu pada jaman Kerajaan Singasari. Diperkirakan makam-makam ini bukan dari penduduk asli, melainkan makam para pedagang Arab.
Sampai dengan abad ke-8 H / 14 M, belum ada pengislaman penduduk pribumi Nusantara secara besar-besaran. Baru pada abad ke-9 H / 14 M, penduduk pribumi memeluk Islam secara massal. Para pakar sejarah berpendapat bahwa masuk Islamnya penduduk Nusantara secara besar-besaran pada abad tersebut disebabkan saat itu kaum Muslimin sudah memiliki kekuatan politik yang berarti. Yaitu ditandai dengan berdirinya beberapa kerajaan bercorak Islam seperti Kerajaan Aceh Darussalam, Malaka, Demak, Cirebon, serta Ternate.
Thomas Arnold dalam The Preaching of Islam mengatakan bahwa kedatangan Islam bukanlah sebagai penakluk seperti halnya bangsa Portugis dan Spanyol. Islam datang ke Asia Tenggara dengan jalan damai, tidak dengan pedang, tidak dengan merebut kekuasaan politik. Islam masuk ke Nusantara dengan cara yang benar-benar menunjukkannya sebagai rahmatan lil’alamin.
Dengan masuk Islamnya penduduk pribumi Nusantara dan terbentuknya pemerintahan-pemerintahan Islam di berbagai daerah kepulauan ini, perdagangan dengan kaum Muslimin dari pusat dunia Islam menjadi semakin erat. Orang Arab yang bermigrasi ke Nusantara juga semakin banyak. Yang terbesar diantaranya adalah berasal dari Hadramaut, Yaman. Dalam Tarikh Hadramaut, migrasi ini bahkan dikatakan sebagai yang terbesar sepanjang sejarah Hadramaut.
Islam datang ke Indonesia ketika pengaruh Hindu dan Buddha masih kuat. Kala itu, Majapahit masih menguasai sebagian besar wilayah yang kini termasuk wilayah Indonesia. Masyarakat Indonesia berkenalan dengan agama dan kebudayaan Islam melalui jalur perdagangan, sama seperti ketika berkenalan dengan agama Hindu dan Buddha. Melalui aktifitas niaga, masyarakat Indonesia yang sudah mengenal Hindu-Buddha lambat laun mengenal ajaran Islam. Persebaran Islam ini pertama kali terjadi pada masyarakat pesisir laut yang lebih terbuka terhadap budaya asing. Setelah itu, barulah Islam menyebar ke daerah pedalaman dan pegunungan melalui aktifitas ekonomi, pendidikan, dan politik.
Proses masuknya agama Islam ke Indonesia tidak berlangsung secara revolusioner, cepat, dan tunggal, melainkan berevolusi, lambat-laun, dan sangat beragam. Menurut para sejarawan, teori-teori tentang kedatangan Islam ke Indonesia dapat dibagi menjadi:

a. Teori Mekah

Teori Mekah mengatakan bahwa proses masuknya Islam ke Indonesia adalah langsung dari Mekah atau Arab. Proses ini berlangsung pada abad pertama Hijriah atau abad ke-7 M. Tokoh yang memperkenalkan teori ini adalah Haji Abdul Karim Amrullah atau HAMKA, salah seorang ulama sekaligus sastrawan Indonesia. Hamka mengemukakan pendapatnya ini pada tahun 1958, saat orasi yang disampaikan pada dies natalis Perguruan Tinggi Islam Negeri (PTIN) di Yogyakarta. Ia menolak seluruh anggapan para sarjana Barat yang mengemukakan bahwa Islam datang ke Indonesia tidak langsung dari Arab. Bahan argumentasi yang dijadikan bahan rujukan HAMKA adalah sumber lokal Indonesia dan sumber Arab. Menurutnya, motivasi awal kedatangan orang Arab tidak dilandasi oleh nilai nilai ekonomi, melainkan didorong oleh motivasi spirit penyebaran agama Islam. Dalam pandangan Hamka, jalur perdagangan antara Indonesia dengan Arab telah berlangsung jauh sebelum tarikh masehi.
Dalam hal ini, teori HAMKA merupakan sanggahan terhadap Teori Gujarat yang banyak kelemahan. Ia malah curiga terhadap prasangka-prasangka penulis orientalis Barat yang cenderung memojokkan Islam di Indonesia. Penulis Barat, kata HAMKA, melakukan upaya yang sangat sistematik untuk menghilangkan keyakinan negeri-negeri Melayu tentang hubungan rohani yang mesra antara mereka dengan tanah Arab sebagai sumber utama Islam di Indonesia dalam menimba ilmu agama. Dalam pandangan HAMKA, orang-orang Islam di Indonesia mendapatkan Islam dari orang- orang pertama (orang Arab), bukan dari hanya sekadar perdagangan. Pandangan HAMKA ini hampir sama dengan Teori Sufi yang diungkapkan oleh A.H. Johns yang mengatakan bahwa para musafirlah (kaum pengembara) yang telah melakukan islamisasi awal di Indonesia. Kaum Sufi biasanya mengembara dari satu tempat ke tempat lainnya untuk mendirikan kumpulan atau perguruan tarekat.

b. Teori Gujarat

Teori Gujarat mengatakan bahwa proses kedatangan Islam ke Indonesia berasal dari Gujarat pada abad ke-7 H atau abad ke-13 M. Gujarat ini terletak di India bagain barat, berdekaran dengan Laut Arab. Tokoh yang menyosialisasikan teori ini kebanyakan adalah sarjana dari Belanda. Sarjana pertama yang mengemukakan teori ini adalah J. Pijnapel dari Universitas Leiden pada abad ke 19. Menurutnya, orang-orang Arab bermahzab Syafei telah bermukim di Gujarat dan Malabar sejak awal Hijriyyah (abad ke
7 Masehi), namun yang menyebarkan Islam ke Indonesia menurut Pijnapel bukanlah dari orang Arab langsung, melainkan pedagang Gujarat yang telah memeluk Islam dan berdagang ke dunia timur, termasuk Indonesia. Dalam perkembangan selanjutnya, teori Pijnapel ini diamini dan disebarkan oleh seorang orientalis terkemuka Belanda, Snouck Hurgronje. Menurutnya, Islam telah lebih dulu berkembang di kota-kota pelabuhan Anak Benua India. Orang-orang Gujarat telah lebih awal membuka hubungan dagang dengan Indonesia dibanding dengan pedagang Arab. Dalam pandangan Hurgronje, kedatangan orang Arab terjadi pada masa berikutnya. Orang-orang Arab yang datang ini kebanyakan adalah keturunanNabi Muhammad yang menggunakan gelar “sayid” atau “syarif ” di di depan namanya.
Teori Gujarat kemudian juga dikembangkan oleh J.P. Moquetta (1912) yang memberikan argumentasi dengan batu nisan Sultan Malik Al-Saleh yang wafat pada tanggal 17 Dzulhijjah 831 H/1297 M di Pasai, Aceh. Menurutnya, batu nisan di Pasai dan makam Maulanan Malik Ibrahim yang wafat tahun 1419 di Gresik, Jawa Timur, memiliki bentuk yang sama dengan nisan yang terdapat di Kambay, Gujarat. Moquetta akhirnya berkesimpulan bahwa batu nisan tersebut diimpor dari Gujarat, atau setidaknya dibuat oleh orang Gujarat atau orang Indonesia yang telah belajar kaligrafi khas Gujarat. Alasan lainnya adalah kesamaan mahzab Syafei yang di anut masyarakat muslim di Gujarat dan Indonesia.

c. Teori Persia

Teori Persia mengatakan bahwa proses kedatangan Islam ke Indonesia berasal dari daerah Persia atau Parsi (kini Iran). Pencetus dari teori ini adalah Hoesein Djajadiningrat, sejarawan asal Banten. Dalam memberikan argumentasinya, Hoesein lebih menitikberatkan analisisnya pada kesamaan budaya dan tradisi yang berkembang antara masyarakat Parsi dan Indonesia. Tradisi tersebut antara lain: tradisi merayakan 10 Muharram atau Asyuro sebagai hari suci kaum Syiah atas kematian Husein bin Ali, cucu Nabi Muhammad, seperti yang berkembang dalam tradisi tabut di Pariaman di Sumatera Barat. Istilah “tabut” (keranda) diambil dari bahasa Arab yang ditranslasi melalui bahasa Parsi. Tradisi lain adalah ajaran mistik yang banyak kesamaan, misalnya antara ajaran Syekh Siti Jenar dari Jawa Tengah dengan ajaran sufi Al-Hallaj dari Persia. Bukan kebetulan, keduanya mati dihukum oleh penguasa setempat karena ajaran-ajarannya dinilai bertentangan dengan ketauhidan Islam (murtad) dan membahayakan stabilitas politik dan sosial. Alasan lain yang dikemukakan Hoesein yang sejalan dengan teori Moquetta, yaitu ada kesamaan seni kaligrafi pahat pada batu-batu nisan yang dipakai di kuburan Islam awal di Indonesia. Kesamaan lain adalah bahwa umat Islam Indonesia menganut mahzab Syafei, sama seperti kebanyak muslim di Iran.

d. Teori Cina

Teori Cina mengatakan bahwa proses kedatangan Islam ke Indonesia (khususnya di Jawa) berasal dari para perantau Cina. Orang Cina telah berhubungan dengan masyarakat Indonesia jauh sebelum Islam dikenal di Indonesia. Pada masa Hindu-Buddha, etnis Cina atau Tiongkok telah berbaur dengan penduduk Indonesia—terutama melalui kontak dagang. Bahkan, ajaran Islam telah sampai di Cina pada abad ke-7 M, masa di mana agama ini baru berkembang. Sumanto Al Qurtuby dalam bukunya Arus Cina-Islam-Jawa menyatakan, menurut kronik masa Dinasti Tang (618-960) di daerah Kanton, Zhang-zhao, Quanzhou, dam pesisir Cina bagian selatan, telah terdapat sejumlah pemukiman Islam.
Teori Cina ini bila dilihat dari beberapa sumber luar negeri (kronik) maupun lokal (babad dan hikayat), dapat diterima. Bahkan menurut sejumlah sumber lokat tersebut ditulis bahwa raja Islam pertama di Jawa, yakni Raden Patah dari Bintoro Demak, merupakan keturunan Cina. Ibunya disebutkan berasal dari Campa, Cina bagian selatan (sekarang termasuk Vietnam). Berdasarkan Sajarah Banten dan Hikayat Hasanuddin, nama dan gelar raja-raja Demak beserta leluhurnya ditulis dengan menggunakan istilah Cina, seperti “Cek Ko Po”, “Jin Bun”, “Cek Ban Cun”, “Cun Ceh”, serta “Cu-cu”. Nama-nama seperti “Munggul” dan “Moechoel” ditafsirkan merupakan kata lain dari Mongol, sebuah wilayah di utara Cina yang berbatasan dengan Rusia.
Bukti-bukti lainnya adalah masjid-masjid tua yang bernilai arsitektur Tiongkok yang didirikan oleh komunitas Cina di berbagai tempat, terutama di Pulau Jawa. Pelabuhan penting sepanjang pada abad ke-15 seperti Gresik, misalnya, menurut catatan-catatan Cina, diduduki pertama-tama oleh para pelaut dan pedagang Cina. Semua teori di atas masing-masing memiliki kelemahan dan kelebihan tersendiri. Tidak ada kemutlakan dan kepastian yang jelas dalam masing-masing teori tersebut.

Senin, 11 Januari 2016

PROPOSAL LOMBA BADMINTON ANTAR SEKOLAH

PROPOSAL PELAKSANAAN LOMBA BADMINTON
ANTAR SEKOLAH SE-JAKARTA TIMUR SMAN 58 JAKARTA


SMA Negeri 58 Jakarta
Jl. Raya Ciracas No. 2, Ciracas, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 13720



Daftar Isi
I. Latar Belakang
II. Tujuan Kegiatan
III. Nama Dan Tema Kegiatan
IV. Bentuk Kegiatan
V. Peserta
VI. Penyelenggaraan
VII. Jadwal dan lokasi kegiatan
VIII. Susunan Acara
IX.Susunan Panitia
X. Rencana Anggaran
XI.­Penutup





I.                 Latar Belakang
Olahraga adalah sebagai wahana untuk menjadikan manusia yang sehat jasmani dan rohani, serta membentuk manusia yang selalu meningkatkan tali Silaturahmi, berkepribadian dan berwatak pancasila. Dan ada pula pribahasa yang mengatakan di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat, sebuah pribahasa tersebut mengajarkan pada kita jika kita ingin memiliki pribadi yang kuat maka kita harus punya jasmani dan rohani yang sehat. Maka dari itu kami mengadakan Lomba Bulutangkis ini untuk membangun pribadi-pribadi pemuda yang kuat.
Bulutangkis Di Indonesia telah mengalami banyak penurunan, dari hasil perolehan kejuaraan-kejuaraan yang di ikuti hanya beberapa perwakilan yang dapat memenangkan Lomba dan dalam perebutan gelar di Lomba thomas cup Indonesia mengalami kekalahan yang sangat menyakitkan, itu merupakan cambuk bagi generasi penerus untuk mempersiapkan lebih optimal  pada  Lomba yang akan datang.
Maka kami Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) bermaksud mengadakan sebuah kegiatan yakni Lomba Badminton antar kelas se-SMAN 58 Jakarta, dengan harapkan adanya Lomba bulutangkis ini dapat menambah semangat juang generasi penerus dalam menghadapi persaingan yang semakin berat, serta untuk memperkuat semangat kesatuan dan persatuan.



II. Tujuan Kegiatan
Tujuan dari penyelenggaraan Lomba Badminton ini diantaranya:
1. Untuk pengaktualisasian diri dalam proses pengembangan potensi para siswa dalam bidang olahraga khususnya dalam bidang olahraga badminton /bulu tangkis.
2. Memupuk Tali Silahturahmi antara siswa siswi di SMAN 58 Jakarta
3. Memupuk rasa sportifitas yang tinggi untuk pembinaan mental siswa siswi di SMAN 58 Jakarta
4. Membantu dalam memajukan Bulutangkis Indonesia
5. Merangsang munculnya generasi penerus baru yang lebih kompetitif.
6. Mendorong bagi pihak-pihak terkait untuk bersama-sama memacu prestasi atlet muda berbakat khususnya pada cabang bulutangkis.








III.          Nama Dan Tema Kegiatan
Nama :
“Lomba Badminton Antar Kelas SMAN 58 Jakarta”
Tema :
“Rise Your Spirit”
IV. Bentuk Kegiatan
Dilaksanakan dalam bentuk kompetisi dengan menggunakan sistem kelompok/grup pada saat penyisihan dan menggunakan sistem gugur pada putaran kedua.
V. Peserta
Peserta Lomba adalah Siswa siswa SMAN 58 Jakarta dari kelas 12 – 10 (A,B,C,D)
VI. Penyelenggara
Penyelenggara acara adalah OSIS SMAN 58 Jakarta
VII. Jadwal dan lokasi kegiatan
Pelaksanaan Lomba Badminton antar kelas SMAN 58 Jakarta dilaksanakan pada tanggal 15 Januari 2016 s/d 16 Januari 2016 bertempat di lapangan SMAN 58 Jakarta


VIII. Susunan Acara
No.
Waktu
Acara
Tempat
Keterangan
1.
06.00 – 06.30
Presensi Panitia
Lapangan Sekolah
Sie Kesekretariatan
2.
06.30 – 07.00
Briefing Panitia
Lapangan Sekolah
Ketua Panitia
3.
07.00 – 08.00
Presensi Peserta
Lapangan Sekolah
Sie Kesekretariatan
4.
08.00 – 09.00
Pembukaan :
·         Acara pembukaan (tari penyambutan)
·         Menyanyikan Lagu Indonesia Raya dan
·         Doa
·         Laporan Ketua Panitia
·         Sambutan dari Ketua Senat
·         Sambutan dari PBSI
·         Sambutan dari Dekan FTK sekaligus membuka Dekan Cup IV
Lapangan Sekolah
Sie Acara
5.
09.00 – 12.00
Lomba  Bulutangkis
Lapangan Sekolah
 Sie Acara
6.
12.00 – 12.20
Makan Siang Panitia secara bergantian (Lomba tetap dilanjutkan)
Sie Konsumsi
7.
13.00 – Selesai
Babak 8 besar
Lapangan Sekolah
Sie Acara


IX.Susunan Panitia
1.      Penasehat                                    : Bapak Kepala Sekolah
2.      Penanggung Jawab                     : Bapak Sugiri
3.      Ketua                                           : Aditya Setiawan
4.      Wakil Ketua                                 : Fajar Ramadhan
5.      Sekretaris                                    : Aulia M. F
6.      Wakil Sekretaris                          : Ajeng Sasky
7.      Bendahara                                   : Donny Warman
8.      Koordinator Lomba                    : H. Y Sulthan
9.      Koordinator Wasit                      : Ali Husen
10.   Seksi Perlengkapan                     : 1. Amelia S
                                                                     2. Muhammad Ammar
                                                                     3. Marzuky
                                                           4. Alamsyah
11.  Seksi Kesehatan                            : 1.  Hendrik Bastian
  2.  Aldy S
12.  Seksi Keamanan                           : 1. Victor
  2.  Didik Setiawan







X. Rencana Anggaran
Rencana Biaya Lomba Bulu Tangkis

Kesertaritan
Proposal
Rp 100.000-,
Stempel
1
Rp 40.000-,
Surat Menyurat
Rp 50.000-,
Jumlah
Rp 190.000-,

Pudekdok
Dokumentasi
Rp 250.000-,
Spanduk
Rp 400.000-,
Pamplet
Rp 100.000-,
Penyebran Informasi
Rp 250.000-,
Jumlah
Rp 1.000.000-,
Konsumsi
Konsumsi
Rp 850.000-,
Jumlah
Rp 850.000-,
Logistik
Net
Rp 300.000-,
Kok
Rp 2.200.000-,
Cat
Rp 850.000-,
Pluit
Rp 10.000-,
Jumlah
Rp 3.360.000-,
Acara
Juara 1
Rp 1.500.000-,
Juara 2
Rp 1.000.000-,
Juara 3
Rp 500.000-,
Wasit
Rp 300.000-,
Jumlah
Biaya Tak Terduga
Rp 2.300.000-,
Rp. 100.000
Jumlah Total                                                                             Rp   8.700.000-,









XI.­Penutup
Demikianlah proposal ini kami buat, dengan harapan Bapak kepala sekolah dapat untuk membantu dalam pelaksanaan kegiatan Lomba Badminton ini, Semoga Lomba badminton ini bias berjalan dengan baik tanpa gangguan.
Akhirnya semuanya dari Allah dan hanya kepada Allah lah kami serahkan semua urusan ini seraya memohon taufiq, hidayah dan inayah-Nya demi terselenggaranya kegiatan ini.­­

Jakarta,11 Januari 2016

                       Ketua                                                       Sekretaris


Rangkuman Pengantar Mikroekonomi Semester 1

Mikroekonomi : Bab 1 Ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari, bagaimana individu dan masyarakat memanfaatkan sumber daya terbatas,...